JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, bersama Wakil Gubernur Rano Karno, menyatakan dukungan penuh terhadap rebranding Bank DKI menjadi Bank Jakarta. Langkah ini dinilai sebagai upaya strategis untuk menjadikan institusi keuangan daerah tersebut lebih profesional, modern, dan dipercaya oleh masyarakat luas.
“Saya bersama Bang Doel menaruh harapan tinggi kepada Bank Jakarta untuk bertransformasi menjadi bank profesional dan dipercaya publik, serta mempersiapkan diri untuk IPO tahun depan,” ujar Pramono dalam peluncuran nama dan logo baru Bank Jakarta di Taman Literasi Martha Tiahahu, Blok M, Jakarta Selatan, Minggu (22/6/2025).
Menurut Pramono, perubahan identitas ini merupakan bagian dari rencana besar untuk meningkatkan status dan daya saing Bank Jakarta. Sebagai pemegang saham mayoritas, Pemprov DKI Jakarta menargetkan tambahan modal sebesar Rp 3 triliun melalui penawaran saham perdana (IPO).
“Profesionalisme adalah kunci membangun Bank Jakarta. Bank ini harus dikelola oleh insan perbankan yang kompeten dan berpengalaman,” tegasnya.
Selain itu, Bank Jakarta juga akan membangun kantor representatif yang mencerminkan kebanggaan warga Jakarta. “Saya sudah berbicara dengan Menteri Keuangan terkait kemungkinan lokasi kantor tersebut. Jika terealisasi, itu akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Jakarta,” tambah Pramono.
Direktur Utama Bank Jakarta, Agus Haryoto Widodo, menjelaskan bahwa rebranding ini mencerminkan semangat dan arah baru yang lebih kuat. “Selama enam dekade, Bank DKI telah melayani warga sebagai bank pembangunan daerah. Namun kini, ekspektasi masyarakat meningkat dan persaingan datang tidak hanya dari bank, tapi juga perusahaan fintech yang agresif,” ujarnya.
Transformasi Bank Jakarta tidak berhenti pada perubahan nama dan logo. Agus menyebut langkah ini sebagai awal dari modernisasi menyeluruh, termasuk:
-
Transformasi digital melalui layanan berbasis ekosistem.
-
Perbaikan proses bisnis untuk meningkatkan efisiensi, kualitas kredit, dan penghimpunan dana murah.
-
Penguatan manajemen risiko dan tata kelola.
-
Modernisasi infrastruktur IT serta peningkatan keamanan siber.
-
Penerapan budaya kerja berbasis nilai EPIK: Excellent, Professionalism, Integrity, Customer Focus, dan Collaboration.
“Semua langkah ini bertujuan menjadikan Bank Jakarta sebagai institusi keuangan yang tumbuh sehat, dipercaya, dan memiliki daya saing tinggi,” tutup Agus.(**)